Masih terus kebayang, ketika berpegang pada besi bangku “Double Decker” menuju Kebun Binatang Ragunan (Pasar Minggu). Tingkat dua bus ini membuat anak yang 22 tahun lalu berdecak kagum.
Benar, itu pertama kali saya menaiki bus tingkat. Sebuah armada yang (dulu) cukup tangguh membawa lebih dari 50 orang penumpang. Moleknya kota, juga cukup terlihat jelas dari atas “Double Decker” ini. Sejatinya, bus tingkat juga memliki peran penting bagi transportasi kota. Salah satunya, bus ini bisa lebih banyak mengangkut penumpang dan pastinya, mengurangi angka kemacetan.
Namun sayangnya, bus ini akhirnya dihilangkan dari peredaran transportasi masal di Jakarta. Meski pada tahun 2014, Pemrov DKI Jakarta mulai kembali mengampanyekan kembali si tangguh “Double Decker”.
Jika dilihat dari mata rantai sejarahnya, Bus tingkat atau Double Decker ini hadir dengan diselingi pelbagai perdebatan. Salah satunya, model Double Decker yang cocok untuk mengangkut penumpang dan kapasitan muatannya. Seperti diketahui, jika bus tingkat komersial itu mulai dikenal masyarakat umum sejak 1820 meski pada tahun 1662 , Perancis pernah mencatat rekor sejarah dalam pembuatan Double Decker ini, sayangnya Negara ini gagal. Pasalnya pada tahun tersebut, banyak ilmuwan yang belum menemukan mesin pembakaran sehingga masih menggunakan kuda.
Sebelumnya, Bus Double Decker karya John Greenwood pada tahun 1852 memperkenalkan jauh lebih besar ruang yang cukup untuk 42 penumpang dan dibutuhkan 3 kuda dalam proses penarikannya, dan disertai dek atas yang masih diakses oleh tangga.
Tepat pada 1847, Negara Perancis dan Inggris mulai berani melakukan produksi “Double Decker” dengan sebutan Omnibus. Ya, kendaraan itu cukup keren karena atapnya yang berbentuk clerestory dan diserasikan dengan menjalankan kursi panjang didalamnya. Sejatinya, dua Negara besar tersebut melakukan produksi untuk mendorong masyarakat untuk menggunakan tariff setengah dari biaya duduk didalmnya. Ada kepentingan ekonomi lokal dari salah satu perusahaan London.
Inovasi bus “Double Decker” terus berlanjut hingga memunculkan ide lebih kreatif lagi. Seperti sebuah tangga untuk akses ke dek atas. Ditambah, beberapa kursi mulai dihadapkan kedepan sesuai kelapa bus. Hasilnya, cukup baik karena dengan design seperti ini, wanita mudah untuk menaikinya. Satu lagi kelebihan transportasi ini dengan istilah “Kuda Bus Tingkat” dapat menjadi salah satu armada termurah pada zamannya.
Persaingan yang ketat dengan biaya murah menjadi sarana transportasi umum pada tahun 1800-an. Hingga munculnya mesin pembakaran dan Perang Dunia I, maka bus tingkat yang ditarik dengan kuda di London berhenti beroperasi pada 4 Agustus 1914. Namun keberadaannya terus berlanjut di pedesaan Inggris sampai 1932.
Model Double Decker
Bus tingkat bermotor pertama adalah Jenis NS yang dilaunching pada 1923. Model NS Type ini merupakan fitur dek atas tertutup penuh pertama. Model ini diproduksi oleh A.E.C. (Associated Equipment Company) yang banyak menganggap Double Decker ini cukup mewah pada waktu itu dengan kursi kain bukan bangku-bangku kayu dan ditutup pada dek atas memungkinkan bus untuk bersaing dengan beberapa armada transportasi yang cukup murah. Benar, kebebasan bus untuk beradaptasi dengan rute baru tidak seperti trem atau kereta yang cepat populer. Jenis NS tetap di produksi sampai tahun 1937. Setelah itu ditarik dari peredaran transportasi.
Perkembangan besar berikutnya adalah pengenalan Routemaster Bus London. Pertama kali dibangun pada tahun 1954, dan dimasukkan ke dalam layanan komersial dua tahun kemudian. Keuntungannya dari odel ini adalah konstruksi bus yang cukup unik yang menggungakan chassis tangga yang terpisah dengan panel dan mesin yang menyatu.
Model Routemaster mempunyai alloy body shell. Yaitu suatu alat yang memisahkan bagian depan dan belakang sub-frame yang melekat pada ujungnya. Ditambah, bagian depan Routemaster ini dapat membawa mesin dan alat kemudinya sudah ada suspensi depan. Sedangkan bagian belakang membawa poros dan roda belakang.
Tidak hanya itu saja, Routemaster juga memiliki beberapa fitur lain yang dianggap maju pada saat itu seperti suspensi depan sendiri, power steering, transmisi otomatis dan rem hidrolik. Desain routemaster juga dibuat lebih ringan dan lebih efisien daripada para pesaingnya. The Routemaster memiliki design interior berwarna merah cerah sebagai salah satu ikon untuk melihat pemandangan di London. Popularitasnya bertahan Karena memiliki banyak inovasi setipa tahunnya. Sehingga armada ini tetap berlanjut di London dari tahun 1956 sampai dengan Desember 2005.
(Dhani)